BANDUNG : " DAYEUHANYAR " IBU KOTA BANDUNG
Posted by Zaki CJI, 10 April 2025
Balik ka Indung : Hutan, Ibu Kota, Hutan Raya Kota
Kota Bandung berawal dari ( kawasan ) hutan yang ada di wilayah Kabupaten Bandung.
Bupati Kabupaten Bandung adalah R.A. Wiranatakusumah II dengan Ibu Kota KRAPYAK ( sekarang bernana Dayeukolot ).
Kota Bandung dibangun dan didirikan oleh Bupati Bandung
R.A. Wiranatakusumah II yang memerintah dari tahun 1794 sampai 1829.
Hal ini ada dua penyebab utama :
* Pertama
Ibu Kota Kabupaten Bandung Krapyak di Dayeuhkolot sering kena banjir.
* Kedua
Pembangunan Jalan Raya Pos " Groote Postweg " ( yang melewati jantung Kota Bandung sekarang ) berjarak 11 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Krapyak.
Berbarengan dengan itu Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels ( 1808 - 1811 ) sebagai penguasa wilayah kolonial Belanda memerintahkan supaya Ibu Kota Kabupaten Bandung KRAPYAK dipindahkan.
Krapyak dikenal dengan sebutan DAYEUHKOLOT artinya Kota Lama.
[ Jadi,
bisa dikatakan Bandung adalah DAYEUHANYAR alias Kota Baru ]
Surat perintah tersebut bertanggal 25 September 1810.
Kota Bandung dibangun pada tahun 1810.
Jadi Kota Bandung dibangun pada sa'at penjajah kolonial Belanda sejak bercokol di Tatar Sunda dan Nusantara.
Puncak akhir pertarungan dan perjuangan Urang Sunda dan Warga Bandung terjadi pada peristiwa heroik dan legendaris.
Satu - satunya peristiwa yang pernah ada pada catatan sejarah pertarungan sepanjang masa Urang Sunda dan warga Bandung melawan penjajah kolonial Belanda yaitu
BANDUNG LAUTAN API
BANDUNG LAUTAN API
Operasi pembumihangusan Bandung diputuskan setelah melalui pembahasan yang panjang. Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sekutu yang semakin terdesak oleh perlawanan rakyat mencoba mendekati petinggi pemerintahan RI.
Pada 23 Maret 1946, mereka mengultimatum Perdana Menteri Syahrir agar selambat - lambatnya pukul 24.00 WIB tanggal 24 Maret 1946 pasukan Indonesia meninggalkan Bandung Selatan sejauh 10 - 11 kilometer dari pusat kota.
Pemerintah RI menolak ultimatum tersebut. Mustahil memindahkan ribuan pasukan dalam waktu singkat. Perwakilan aparat Tanah Air sempat melakukan negosiasi dengan Sekutu agar batas ultimatum ditunda, namun Sekutu menolak.
Akhirnya, melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan ( MP3 ), TRI, aparat pemerintahan dan para pemimpin laskar perjuangan sepakat untuk membumihanguskan Bandung sebelum meninggalkan kota tersebut.
Benar saja, *24 Maret 1946 pukul 21.00 WIB*, operasi dimulai. Gedung pertama yang diledakkan ialah Bank Rakyat.
Disusul dengan pembakaran sejumlah wilayah seperti Banceuy, Cicadas, Braga dan Tegalega.
Anggota TRI juga membakar asrama - asrama mereka.
Pembakaran itu digerakkan oleh
200.000 penduduk dalam waktu 7 jam.
Setelahnya, mereka beramai - ramai meninggalkan Bandung yang memerah dilalap api. Bandung pun luluh lantak bersisa puing dan abu.
Akibatnya, Kota Kembang tak bisa dipakai oleh Sekutu sebagai markas militer. Pertempuran, pengosongan dan pembumihangusan Bandung menjadi sejarah besar. Penduduk Bandung terpaksa meninggalkan rumah, harta dan tempat mereka bernaung demi mempertahankan kemerdekaan Tanah Air.
( Sumber :
Kompas.com )
Dasyat n'
Kerennn pisan !
Sebuah tindak dan gerak aksi nyata nan sangat heroik.
" Daripada hidup dijajah bangsa Belanda ( asing ) lebih baik dibumihanguskan ! "
Semoga Urang Sunda, Urang Bandung, Warga Bandung dan Pemimpin Sunda Bandung pada hari ini dan detik ini
" Balik ka Indung "
Jadikan Kota Bandung sebagai puseur " pusat " kemuliaan dan kesejahteraan sosial - ekonomi berbasis " Leuweung " HUTAN yang bermakna mandiri dan berdaulat PANGAN lewat pemuliaan Lemah Cai.
Urang Sunda, Urang Bandung, Warga Bandung dan Warga Bandung Raya serta Warga Jawa Barat hanya cukup
" Muliyakeun Lemah Cai ! "
[ muliakan Tanah dan Air ]
maka
" Mulia, Mandiri, Daulat dan Sejahtera selamanya ! "
Aamiiin
[ So,
ada Pabrik dan Industri serta apapun Bangunan/Fasilitas/Gedung yang hanya produksi kerusakan dan kehancuran " Lemah Cai " Tanah dan Air Tatar Sunda dimanapun hanya satu cara
BUMIHANGUSKAN ]
Bandung, Kamis, 10 April 2025
Muhammad Zaki Mubarrok
CEO CJI
Citizen Journalism Interdependen